Minggu, 30 Maret 2008

Elegi Sendiri

Elegi Sendiri

Lama aku terdampar di pasir tak berbentuk. Mencari bongkahan spora yang tak juga terjala. Aku memang melumuri jiwaku dengan harapan dan do’a. Karena aku ingin menari bersama ombak.

Lama tak ku ciumi harum bumi. Di lorong sepi, lagi-lagi ku menulis resensi jiwa. Kuselingi dengan menatap bintang. Sepertinya ia memang memberi harapan. Walau kurasa kasih sayangnya seperti ibu tiri.

Biasanya di satu waktu, mulai menjalar rasa sepi memenuhi nadi. Entah. Yang pasti rasa itu tak bernama. Menjalar hanya merusak syaraf ketenangan. Melulu ia datang menantang jiwa yang kalut. Mungkin ini rasa yang terlalu stigma buat diungkapkan. Benarkah semua elegi ini hanya sebuah animo. Hal yang terlau lazim menyeruak. Terutama di kala senja benar-benar sungguh kembali.

08022008

Tidak ada komentar: